CONTOH JURNAL INVENTARISASI NEPENTHACEAE DI KAWASAN HUTAN TAMAN EDEN 100 DESA SIONGGANG SUMATERA UTARA KEC. LUMBANJULU KAB. TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN HUTAN SISTEMATIKA TUMBUHAN
INVENTARISASI NEPENTHACEAE DI KAWASAN HUTAN TAMAN EDEN 100 DESA SIONGGANG SUMATERA UTARA KEC. LUMBANJULU KAB. TOBA SAMOSIR
SUMATERA UTARA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asal Tanaman Nepenthaceae
Nepenthes pertama kali ditemukan dan dideskripsikan oleh gubernur koloni penjajahan Perancis di Madagaskar, bernama Etienne de Flacourt pada tahun 1658. Saat ini jenis yang ditemukan Etienne dikenal sebagai Nepenthes madagascascierensis. Temuan ini kemuadian dilanjutkan oleh Linnaeus, seorang ahli botani kebangsaaan Swedia yang pertama kali mempopulerkan nephentes dengan sebutan Pelipur Lara. Sejak itu masyarakat lebih senang menjulukinya dengan sebutan lokal, seperti kendi setan atau miranda herba yang sekarang diketahui spesies N. ditillatoria, yang ditemukan tahun 1677 atau sembilan tahun setelah N. madagascascierensis. Tak lama kemudian, pada tahun 1690 seorang ahli botani Belanda bernama Rhumphias menemukan spesies baru jenis Cantheriferayang kemudian dikenal sebagai N. mirabiilis. Temuannya itu diabadikan dalam Herbarium Amboinensis, sebuah karya ilmiah yang berisi tentang flora asli Maluku dan Ambon (Handoyo, 2006).
Kantong Semar (Nepenthes spp.) termasuk tumbuhan merambat, memiliki kantong yangmerupakan modifikasi dari ujung daun dan fungsinyauntuk menjebak serangga atau binatang kecillainnya. Nutrisi dari binatang yang terjebak kemudian diuraikan di dalam kantong menjadi unsursenyawa kimia yang sederhana dan diserap olehtumbuhan tersebut sebagai unsur nutrient guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan taksonomi, suku/famili Nepenthaceae yang hanyamemiliki satu marga yakni Nepenthes, digolongkanke dalam tumbuhan karnivora (carnivorous plant) bersama dengan Sarracenia spp. (Sarraceniaceae),Drosera spp. (Droseraceae), Utricularia spp.( Lentibulariaceae ), Pinguicula spp .(Lentibulariaceae), Byblis spp. (Byblidaceae), Cephalotus spp. (Saxifragaceae), Genlisea spp. (Lentibulariaceae) dan Roridula spp. (Capparaceae). Dengan keunikannya itu maka tumbuhan Nepenthes banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias unik (Mansur, 2013).
2.3 Karakteristik Nepenthaceae
Setiap tanaman pasti memiliki karakteristiknya sendiri. Berikut karakteristik nepenthes yaitu, Mampu hidup di lahan miskin hara. Nepenthes tidak hanya tumbuh di daerah lembap dan teduh. Namun bisa juga hidup di tempat yang miskin unsur hara, seperti di rawa-rawa dan pesisir pantai. Bahkan beberapa spesies tumbuh subur di tanah gambut, tanah pasir, tanah kapur, celah bebatuan, serasah daun, tanah gunung, atau di pohon-pohon besar. Kantong nepenthes mampu memeberikan nutrisi, sehingga tanaman ini dapat survive dalam tanah yang miskin hara. Banyak yang mengira kantong nepenthes adalah bunga. Padahal sebenarnya adalah bagian dari daun yang bisa beralih fungsi menjadi zat hara yang dibutuhkan tanamanBanyak manfaat. Dahulu nepenthes hanya dipandang sebagai tanaman unik yang eksklusif. Namun seiring berjalannya waktu, ternyata saat ini ditemukan berbagai manfaat yang terkandung dalam nepnthes. 3) Mudah dipelihara. Sebenarnya tanaman ini tergolong mudah dipelihara, asalkan tahu jenis spesies dan kategori penyesuaian agroklimatnya. Nepenthes bisa tumbuh sempurna asalkan lokasi pemelihaaan, kelembapan, faktor pencahayaan, dan iklimnya disesuaikan dengan habitatnya (Handoyo, 2006).
Nepenthes umumnya tumbuh secara spatial yang kemudian berkembang dalamjumlah besar hampir di setiap tipe vegetasi,terutama tanah yang tidak subur, misalnyatanah pedzolik putih, tanah gambut atau tanah
vulkanis yang tercuci berat. Sering berada disepanjang sungai, puncak bukit berbatu yang terbuka atau hutan lumut basah. Di Indonesia, semua tumbuhan yangtermasuk dalam genus Nepenthes dilindungiberdasarkan Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 7 Tahun 1999, Tanggal 27Januari 1999, tentang Jenis-jenis Tumbuhandan Satwa yang Dilindungi, sehingga setiapademikian [pula tumbuhan. Keberadaan tumbuhan disuatu habitat dipengaruhi oleh faktor ekologi berupa iklim dan faktor biotik. Faktor iklim meliputi suhu, intensitas sinar matahari, curahhujan, kecepatan angin, kelembaban udara,keseimbangan energi, topografi, fisiografi,edafit (tanah), geologi dan lain-lain.ktivitas yang dapat mengganggu kelestariananggota genus ini harus dihindari
(syamswisna, 2016).
2.2 Morfologi Nepeenthaceae
Nepenthes termasuk herba atau terna.Batang herbaseus. Daun tunggal tersebardengan rumus duduk daun pada batang 2/5,helai daun memeluk batang, ujung daunmenyempit dan memanjang membentuk sulurpembelit, berguna untuk memanjat padatumbuhan lain. Ujung sulur kadang-kadangtermodifikasi menjadi badan yang miripkantung (piala) dengan tutup pada bagianmulutnya. Penutup dan kanton dihubungkansemacam engsel di bagian dorsal kantung.Bibir kantung bergerigi dan licin berlilin. Panjang kantung 5 –10 cm. Infloresensi racemose, menuju bentukpanicula, uniseksual, aktinomorf, hypogen danmonochlamydeous. Sepala 3-4 filamenmonodelphous sampai bentuk kolom. Bungabetina dengan pistilum tunggal, gynoeciumsyncarp dengan karpela 3-4, ovarium superiordengan 3-4 ruangan. Buah berbentuk kapsuloculicidal. Biji panjang mempunyaiendosperm dan lembaga yang panjang. Kantung berfungsi untuk menangkapserangga. Kantung ini mempunyai warnasangat menarik yaitu: hijau dengan bercakmerah.kantung dapat pula berwarna ungu, kuning, hijau dan putih. Serangga yangtertarik oleh warna, lebih jauh dipikat dengannektar dan bau-bauan yang dihasilkan olehkelenjar di bagian bawah bibir yang berlekuklekukdan menjorok ke dalam rongga kantung.Serangga seringkali terpeleset dari bibir yanglicin berlilin dan tercebur ke dalam cairan didalam kantung. Cairan ini berisi bermacammacamenzim pencernaan yang dihasilkankelenjar di pangkal kantung. Lilin dipermukaan dalam kantung tidak memungkinanserangga yang terjebak untuk keluar. Didasar kantung hidup larva nyamuk, tungaubeberapa organisme lain yang tahan terhadapenzim pencernaan. Organisme ini berperanuntuk memakan sisa-sisa bangkai serangga,sehingga kebersihan kantung tetap terjaga
(Mulyanto, 2000).
Berbagai variiasi bentuk kantong Nepenthes yaitu, bentuk tempayan, bentuk telur, bentuk silinder, bentuk corong, dan bentuk pinggang. Kantong sebetulnya merupakan alat pencernaan tanaman. Di dalam kantong, serangga akan terendam dalam cairan kantong. Cairan tersebut mengandung ion-ion positif sehingga bersifat asam, juga mengandung enzim proteolase, dan enzim kitinase. Pada mulanya, serangga akan tercabik-cabik tubuhnya menjadi protein karena adanya cairan yang bersifat asam tersebut (Purwanto, 2000).
2.4 Jenis dan Kegunaan Tumbuhan Nepenthaceae
Selain bermanfaat sebagai tanaman hias,kantong semar dapat dimanfaatkan sebagai obattradisional. Masyarakat dayak di Kalimantanmemanfaatkan cairan kantong sebagai obat sakit mata, batuk dan mengobati kulit yang terbakar.Sedangkan perasan daun atau akarnya dapatdigunakan sebagai astringent (larutan penyegar),disentri, obat batuk dan demam.Secara ekologis, tumbuhan ini juga berfungsi sebagaipengendali hama serangga dan berperan sebagaipenyerap gas karbondioksida (CO2) di udara yangmerupakan salah satu penyebab terjadinyapemanasan global. Dari hasil penelitian menunjukanbahwa Nepenthes gymnamphora Nees di TamanNasional Gunung Halimun-Salak mampu menyerapgas karbondioksida terendah sebesar 2,44 μmol/m2/sdan tertinggi 29,12 μmol/m2/s dengan rata-rata sebesar 11,07 μmol/m2/s (Mansur, 2012a). Potensipenyerapan gas CO2 pada jenis lainnya yang pernahditeliti di pulau Natuna adalah sebagai berikut; N.ampullaria Jack 9,96 μmol/m2/s, N. rafflesiana Jack16,6 μmol/m2/s, N. gracilis Korth. 17,66 μmol/m2/sdan N. reinwardtiana Miq. 21,05 μmol/m2/s. Cairan kantong dari Nepenthes adalahberupa enzim protease, amylase dan lipase yangdisebut nepenthesin. Di dalam cairankantong Nepenthes juga ditemukan bakteri denganjumlah 1.49 x 108 - 1.83 x 1014 CFU/ ml cairandengan jumlah ragam jenis antara 10-39 jenisbakteri. Bakteri-bakteri tersebut berperan membantumendegradasi molekul-molekul besar seperti proteindan kitin, sebanyak 28,13% isolat yang diujimemiliki aktivitas protease, 10,42% isolatmenghasilkan enzim kitinase dan 34,42% memilikiaktivitas enzim fitase. Bakteri jenis Achromatium,Bacteroides splanchnicus dan Cytophaga merupakanbakteri yang dominan dan umum dijumpai pada jenisN. mirabilis (Lour.) Druce, N. reinwardtiana, N.rafflesiana, N. ampullaria dan N. gymnamphora. Sampai saat ini penelitian ilmiahyang mendasar tentang zat aktif di dalam cairankantong Nepenthes maupun dalam tubuh tanamanbelum pernah dilakukan, demikian pula pemanfaatbakterinya (Mansur, 2013 )
di daerah-daerah tertentu diyakini bahwa air yang tersimpan dalam kantong dapat dipakai sebagai obat pencegah ngompol bagi balita. Caranya dengan menuangkan sebagian sebagian air diatas kepala bayi dan sisanya diminum (Handoyo, 2006).
2.5 Penyebaran Nepenthaceae
Umumnya Nepenthes hidup di hutan hujan tropik basah yang memiliki kelembaban udara cukuptinggi di atas 50%. Tersebar mulai dari Madagascar,China bagian selatan, Asia Tenggara, Australia bagian utara hingga Kepulauan Seychelles. Di Indonesia, Nepenthes hidup di pulau Sumatera(34 jenis, 29 di antaranya endemik) Jawa (3jenis, 2 di antaranya endemik), Kalimantan (22 jenis,15 di antaranya endemik) (Clarke, 1997), Sulawesi (11 jenis, 7 di antaranya endemik), Maluku (3 jenis) dan Papua (11 jenis, 7 diantarnya endemik) (Jebb, 1991) daftar jenisselengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.Sedangkan di Bali, Nusa Tenggara Timur dan NusaTenggara Barat belum pernah ditemukan hidup disana. Jumlah Nepenthes di dunia ada sekitar 80jenis, dan pada tahun 2001 bertambah menjadi 87 jenis. Sampai dengan tahun 2012,jumlahnya terus bertambah menjadi 139 jenis dansebagian besar hidup dan tumbuh di Indonesia (68jenis, 59 berstatus endemik). Herbarium Bogoriense-LIPI sebagai pusat penyimpanan spesimen tumbuhanterbesar di Indonesia, pada tahun 2001 menyimpan1.648 sheet dari 59 jenis Nepenthes dan saat ini jumlahnya bertambah menjadi 2.135sheet dari 72 jenis Nepenthes yang berhasil dikoleksidari berbagai pulau di Indonesia maupun dari negaralain.Sejak tahun 2004, sejumlah besar jenis/ spesies baru ditemukan, khususnya di Indonesia,Malaysia, Filipina dan Thailand. Di Indonesia, dalam9 tahun terakhir ini ada beberapa jenis baru yang
ditemukan antara lain adalah N. rigidifolia Akhriadi,Hernawati & Tamin N.
glandulifera Chi. C. Lee, N. adrianiiBatoro, A. Wartono, N.jamban Chi C. Lee, Hernawati & Akhriadi, N. flava Wistuba, Nerz & A. Fleischm, N. naga Akhriadi, P.,Hernawati, A. Primaldhi & M. Hambali, N. pitopangii Chi C. Lee., S. McPherson (Mansur, 2006).
Sumatera merupakan wilayah terbesar kedua dari penyebaran Nepenthes setelah Kalimantan. Habitat alami dari jenis Nepenthes di Sumatera setiap tahunnya semakin terancam, baik oleh pembalakan liar, kebakaran hutan maupun konversi lahan hutan. Upaya penyelamatan dari ancaman kepunahan dilakukan melalui usaha konservasi, baik secara insitu maupun exsitu dengan mekanisme budidaya dan pemuliaan. Salah satu jenis yang ditemui di daerah Paninjauan Solok adalah N. Reinwardtiana (Syamswisna, 2016)
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu , 15-16 Desember 2017 pada pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai di Hutan Taman Eden 100 Desa Sionggang, Sumatera Utara, Kec. Lumbanjulu, Kab. Toba Samosir provinsi Sumatera utara.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, camera digital, cutter, jarum jahit, gabus, gunting tanaman, parang, penggaris, sasak, spidol, kain hitam. Sedangkan bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, benang, kardus, karung goni, koran, label gantung, lakban cokelat, sarung tangan, plastik klep, plastik 10kg, plastik 15 kg.
3.3 Metode Kerja
3.3.1. Di Lapangan
Prosedur yang dilakukan di lapangan yaitu dengan menggunakan metode eksplorasi, yaitu dengan menyelusuri kawasan hutan melalui jalur yang telah di tentukan. Pengoleksian sampel dilakukan dengan memotong tanaman sepanjang 30 cm, kemudian difoto. Sampel yang telah dikoleksi di lapangan diberi label gantung kemudian di deskripsi, dimasukkan ke dalam plastik, dan diberi alkohol 70% secara merata.
3.3.2. Di Laboraturium
Sampel tumbuhan dikeluarkan dari kantong plastik kemudian dilakukan pengeringan sampel. Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu yang seuai dimana sampel telah dimasukkan ke dalam sasak. Proses pengeringan dilakukan beberapa hari. Spesimen dijahit di kertas karton dengan menggunakan benang wol. Bagian tumbuhan seperti bunga disimoan di dalam plastik klep dengan ditambah dengan alkohol 70%. Label spesimen ditempel dibagian kiri bawah kertas karton menggunakan lem, kemudian spesimen kering yang telah dijahit dan diberi label, dimasukkan ke dalam kantung plastik 15 kg dan diberi kapur barus agar menjadi awet.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil identifikasi dan penelitian yang sudah dilakukan, diperoleh 9 spesies dari famili Nepenthaceae. Dari sembilan spesies yang ditemukan di Kawasan Hutan Tamna Eden 100 Desa Sionggang Sumatera Utara Kec. Lumbanjulu Kab. Samosir Sumatera Utara, tiga spesies yang paling dominan ditemukan pada lokasi praktikum yaitu Nepenthes longifolia, Nepenthes gracilis dan Nepenthes albomarginata. Hal ini sangat terkait dengan faktor fisik yang didapat dari lapangan yaitu dikarenakan habitat dari Nepenthes yang hidup ditempat yang miskin unsur haranya sehingga sumber makanan utama dari Nepenthes tersebut berasal dari serangga yang dimakannya, maka dari itu Nepenthes disebut sebagai tumbuhan Insectivora.
Menurut Mansur (2013), umumnya Nepenthes hidup di tempat-tempat ekstrim di tanah marginal dan miskin unsur hara. Ada 7 habitat Nepenthes yang pernah ditemukan, yakni hutan hujan tropik daratan rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan karangas, gunung kapur, padang savana, rawa dan danau.
Menurut Syamswisna (2016), Nepenthes adalah tumbuhan yang memiliki kantong pada ujung daunnya. Kantong merupakan bagian yang menjadi keunikan dari tumbuhan Nepenthes. Nepenthes hidup tersebar dari hutan pantai dan di daratan tinggi, namun seiring terjadinya pembalakan hutan, tumbuhan ini menjadi barang langka yang berharga mahal yang bisa mencapai jutaan rupiah.
4.2. Deskripsi Nepenthaceae
1. Nepenthes longifolia
Keterangan : a. Batang setelah diambil
b. Bunga setelah diambil
c. Batang sebelum diambil
d. Bunga sebelum diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; roset pada anakan, arah tumbuh menggantung (dependens), permukaan batang licin (laevis), berambut halus, bentuk bulat (teres), warna hijau hingga cokelat. Daun; jorong (oblongus), pangkal daun runcing (acutus), ujung runcing (acutus) atau meruncing (acuminatus), dan bersulur (tendril), tepi daun rata (integer) dan memiliki rambut halus kemerahan, permukaan licin (laevis) atau berambut halus, daging seperti kulit, warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna cokelat kehijauan.
2. Nepenthes gracilis
Keterangan : a. Daun sesudah diambil
b. Bunga sesudah diambil
c. Batang sebelum diambil
d. Batang sesudah diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; roset pada anakan, arah tumbuh menggantung (dependens), permukaan batang licin (laevis), bentuk bulat (teres), warna hijau. Daun; jorong (oblongus), pangkal melekat atau memeluk batang, ujung meruncing (acuminatus) dan bersulur (tendril), pangkal menyirip, permukaan licin (laevis), warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna cokelat kehijauan.
3. Nepenthes albomarginata
Keterangan : a. Batang sesudah diambil
b. Bunga sesudah diambil
c. Batang sebelum diambil
d. Bunga sebelum diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; roset pada anakan, arah tumbuh menggantung (dependens), permukaan batang licin (laevis), berambut halus, bentuk bulat (teres), warna hijau hingga cokelat. Daun; jorong (oblongus), pangkal mengenai dan memeluk batang, ujung runcing (acutus) dan bersulur (tendril), permukaa, tepi rata (integer) dan memiliki rambut hlus berwarna kemerahan, permukaan licin (laevis), daging seperti kulit, warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna hijau.
4. Nepenthes sanguinea
Keterangan : a. Batang sesudah diambil
b. Bunga sesudah diambil
c. Bunga sebelum diambil
d. Batang sebelum diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; arah tumbuh menggantung (dependens), permukaan batang licin (laevis), bentuk bulat (teres), warna hijau. Daun; jorong (oblongus), ujung runcing (acutus) dan bersulur (tendril), pangkal menyirip, permukaan kasar (scraber), warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna merah kecokelatan.
5. Nepenthes ventricosa
Keterangan : a. Batang sesudah diambil
b. Bunga sesudah diambil
c. Bunga sebelum diambil
d. Batang sebelum diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; arah tumbuh menggantung (dependens), permukaan batang licin (laevis), bentuk bulat (teres), warna cokelat kehijauan. Daun; jorong (oblongus), ujung runcing (acutus) dan bersulur (tendril), pangkal menyirip, permukaan kasar (scraber), warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna merah kehijauan.
6. Nepenthes albomarginata
Keterangan : a. Batang sesudah diambil
b. Bunga sesudah diambil
c. Bunga sebelum diambil
d. Batang sebelum diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; roset pada anakan, arah tumbuh menggantung (dependens), permukaan batang licin (laevis), bentuk bulat (teres), berambut halus, warna hijau hingga cokelat. Daun; tunggal, jorong (oblongus), pangkal memeluk batang, tepi rata (integer) dan memiliki rambut beerwarna kemerahan, ujung runcing (acutus) dan bersulur (tendril), pangkal menyirip, permukaan kasar (scraber), daging seperti kulit, peertulangan sejajar, warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna merah muda.
7. Nepenthes RP 01
Keterangan : a. Batang setelah diambil
b. Bunga setelah diambil
c. Bunga sebelum diambi
d. Daun setelah diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; arah tumbuh menggantung (dependens), permukaan batang licin (laevis), bentuk bulat (teres), warna hijau kemerahan. Daun; jorong (oblongus), ujung runcing (acutus) dan bersulur (tendril), pangkal menyirip, permukaan kasar (scraber), warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna kuning kehijauan.
8. Nepenthes gracilis
Keterangan : a. Daun sesudah diambil
b. Bunga sesudah diambil
c. Daun sebelum diambil
d. Bunga sebelum diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; roset pada anakan dan tegak lurus (erectus) pada tumbuhan dewasa, permukaan batang licin (laevis), bentuk bulat (teres), warna hijau. Daun; bangun lanset tanpa tangkai duduk pada bagian bawah, pangkal melekat atau memeluk batang, ujung meruncing (acuminatus) dan bersulur (tendril), tepi rata (integer), permukaan licin (laevis), daging seperti kulit, warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna merah kehijauan.
9. Nepenthes longifolia
Keterangan : a. Batang sesudah diambil
b. Bunga sesudah diambil
c. Bunga sebelum diambil
d. Daun sesudah diambil
Deskripsi : Habitat; teresterial. Habit; perdu. Akar; tunggang, warna cokelat. Batang; roset pada anakan, arah tegak lurus (erctus) pada tumbuhan dewasa, permukaan batang licin (laevis) atau berambut halus, bentuk bulat (teres), warna hijau hingga cokelat. Daun; jorong (oblongus), pangkal daun runcing (acutus), ujung runcing (acutus) atau meruncing (acuminatus) dan bersulur (tendril), tepi daun rata (integer) dan memiliki rambut hlus kemerah-merahan, permukaan licin (laevis) atau berambut halus, dagig seperti kulit, warna hijau. Bunga; tipe berumah dua, bunga corong, warna merah gelap.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Jenis_jenis Nepenthaceae:
a. Nepenthes longifolia
b. Nepenthes gracilis
c. Nepenthes albomarginata
d. Nepenthes sanguinea
e. Nepenthes ventricosa
f. Nepenthes albomarginata
g. Nepenthes RP 01
h. Nepenthes gracilis
i. Nepenthes longifolia
2. Manfaat Nepenthaceae:
a. Indikator iklim
b. Sebagai obat
c. Sebagai tanaman hias
d. Sebagai pengganti tali
5.2 Saran
Saran dari praktikum ini adalah:
1. Sebaiknya praktikum selanjutnya lebih dapat memaksimumkan waktu
2. Sebaiknya praktikum selanjutnya saling bekerjasama baik dilapangan maupun dilaboratorium
3. Sebaiknya praktikum selanjutnya lebih memahami materi dari judul yang dipraktikumkan
GVC Holdings and Betfair AB buy off GVC's online gaming business
BalasHapusGVC 상주 출장안마 Holdings 인천광역 출장안마 Ltd. (“GVC”) (“GVC”) 의정부 출장샵 (“GVC”) 광주광역 출장마사지 (“GVC”) 부산광역 출장마사지 (“GVC”).