KLASIFIKASI LEBAH ( Apis sp. ) dan CONTOH JURNAL BIOLOGI TENTANG TERNAK LEBAH ( Apis sp. )
Latar
belakang
Lebah
merupakan salah satu jenis ternak
yang berdarah dingin. Manusia membudidayakan ternak lebah
sebenarnya sudah sudah lama, hal ini terbukti dengan
adanya beberapa relief yang menjadi peninggalan nenek moyang dahulu.
Beberapa
pertimbangan masyarakat membudidayakan ternak lebah adalah atas dasar
pertimbangan produksi secara langsung (madu, tepungsari, royal jelly, malam
(lilin), zat perekat dll) serta tidak langsung yaitu dalam proses penyerbukan
tanaman.
Keunggulan
khasiat madu memang tak perlu disangsikan lagi.Sebagai makanan bergizi tinggi,
madu bahkan sudah diketahui sejak zaman Mesir dan Yunani Kuno.Di zaman Mesir
kuno, larutan madu juga dimanfaatkan sebagai zat pengawet daging binatang
buruan dan mumi raja-raja Fir’aun.Madu juga diyakini dapat memperpanjang umur
orang yang mengonsumsinya. Manfaat lain dari madu adalah racun sengatnya
ternyata bisa untuk pengobatan berbagai penyakit. Di Cina, lebah juga
dimanfaatkan oleh perkebunan untuk membantu proses penyerbukan tanaman
tertentu.
Hampir semua orang dalam
hal membuka usaha baru terbentur dengan modal.Mungkin jarang yang memikirkan
bagaimana kalau usaha tanpa modal atau sedikit modal dan berhasil. Membuka
usaha perlebahan tidak sama dengan membuka usaha di bidang perunggasan seperti
ternak ayam, itik, puyuh atau bahkan ternak ruminansia seperti sapi potong,
sapi perah, kambing, kerbau dll. Beternak lebah tidak membutuhkan lahan yang
luas, kandang dengan biaya investasi besar, biaya pakan, obat-obatan atau
kesehatan.
Jenis usaha peternakan lebah adalah flying system.Artinya, usaha ini tidak punya lahan atau lokasi yang tetap.Karena kehidupan ternak ini mengikuti musim berbunga tanaman tertentu sehingga lokasi peternakannya pun berpindah-pindah.Karenanya tidak membutuhkan modal lahan untuk pembuatan kandang dan juga biaya pakan. Cukup menyewa atau nitip dengan system bagi hasil dengan pengelola perkebunan, dinas perhutani atau petani bunga selama musim bunga.
Jenis usaha peternakan lebah adalah flying system.Artinya, usaha ini tidak punya lahan atau lokasi yang tetap.Karena kehidupan ternak ini mengikuti musim berbunga tanaman tertentu sehingga lokasi peternakannya pun berpindah-pindah.Karenanya tidak membutuhkan modal lahan untuk pembuatan kandang dan juga biaya pakan. Cukup menyewa atau nitip dengan system bagi hasil dengan pengelola perkebunan, dinas perhutani atau petani bunga selama musim bunga.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah,
klasifikasi dan jenis-jenis ternak lebah dan ciri-ciri fisiknya.
Kegunaan Penulisan
Adapun
kegunaan penulisan makalah ini adalah sebagai salah
satu komponen penilaian pada
matakuliah Aneka Ternak Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.
ISI
2.1 Sejarah Singkat
Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal
manusia.Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang
lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya.Namun perkembangan
tersebut berjalan sangat lamban Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat
dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, Bee pollen, malam (lilin)
dan sebagainya.
Pemikiran untuk
memelihara yang semula di alam terbuka, dalam gua-gua, dalam lobang-lobang,
kayu-kayu besar dan tua mengilhami cara kehidupan lebah. Selanjutnya manusia
mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini dengan
sistem stup.Dengan demikian bentuk kandang yang dibuat sekarang ini menirukan
rumah-rumah lebah dalam kehidupan tidak terpelihara.
Biasanya jenis usaha tertentu membutuhkan keahlian khusus untuk perawatannya dan tidak semua orang mampu menanganinya.Tapi tidak halnya dengan bidang perlebahan.Sektor usaha ini tidak membutuhkan keahlian khusus sehingga semua orang bisa mengusahakannya. Kalau kita menengok sejarah perlebahan, sebenarnya cara beternak lebah sudah dikenal orang sejak zaman dulu. Orang dahulu cara beternak lebah dengan sistem menetap. Ada yang memindahkan koloni lebah liar ke dalam atap rumahnya, ada yang cukup dengan menggantung gelodok yang hanya terbuat dari batang pohon kelapa di pepohonan sekitar rumah atau hutan. Akan tetapi dengan semakin menipisnya jumlah ketersediaan pakan maka para peternak lebah mempunyai cara baru yaitu menggembalakan atau angon. Sistem angon diyakini lebih menguntungkan daripada sistem menetap.Mengapa ?karena dengan sistem menetap, petani paling bisa memanen madu 2-3 dalam setahun dan jumlahnya pun sedikit. Sedangkan dengan sistem angon, lebah bisa dipanen satu bahkan dua kali dalam sebulan.
Biasanya jenis usaha tertentu membutuhkan keahlian khusus untuk perawatannya dan tidak semua orang mampu menanganinya.Tapi tidak halnya dengan bidang perlebahan.Sektor usaha ini tidak membutuhkan keahlian khusus sehingga semua orang bisa mengusahakannya. Kalau kita menengok sejarah perlebahan, sebenarnya cara beternak lebah sudah dikenal orang sejak zaman dulu. Orang dahulu cara beternak lebah dengan sistem menetap. Ada yang memindahkan koloni lebah liar ke dalam atap rumahnya, ada yang cukup dengan menggantung gelodok yang hanya terbuat dari batang pohon kelapa di pepohonan sekitar rumah atau hutan. Akan tetapi dengan semakin menipisnya jumlah ketersediaan pakan maka para peternak lebah mempunyai cara baru yaitu menggembalakan atau angon. Sistem angon diyakini lebih menguntungkan daripada sistem menetap.Mengapa ?karena dengan sistem menetap, petani paling bisa memanen madu 2-3 dalam setahun dan jumlahnya pun sedikit. Sedangkan dengan sistem angon, lebah bisa dipanen satu bahkan dua kali dalam sebulan.
Secara ilmiah
madu didefinisikan sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari
berbagai sumber nectar yang masih mempunyai keaktifan enzim diastase. Madu
merupakan bahan makanan yang kaya akan gizi. Komposisi madu antara lain : air
(17,0%), fruktosa (38,5%), glukosa (31,0%), maltosa (7,2%), karbohidrat (4,2%),
sukrosa (1,5%) dan cairan enzim, mineral, vitamin (0,5%).
Di Indonesia lebah ini
mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa disebut tawon gung, gambreng, di
Sumatera barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di
Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda
orang menyebutnya tawon Odeng.
2.2 Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies
: Apis andreniformis, Apis
cerana, Apis dorsata, Apis florea, Apis koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis
mellifera
2.3
Jenis-Jenis Ternak Lebah
Lebah termasuk
hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis.Spesiesnya bermacam-macam,
yang banyak terdapat di Indonesia adalah lebah lokal (Apis cerana), lebah hutan atau tawon gung (Apis dorsata), Lebah lanceng (Apis
Florea). Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis lebah madu
import (Apis mellifera). Lebah
unggul, sesuai namanya, yang paling disenangi pasar. Jenis ini lebih produktif
dibandingkan lebah lokal, juga lebih jinak
Lebah yang dibudidayakan oleh kebanyakan peternak di
dunia ini awalnya berasal dari daratan Eropa. Menurut asal-usulnya lebah dibagi
4 jenis berdasar penyebarannya:
1. Apis mellifera (Tawon import/ eropa)
Banyak dijumpai
di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan Italia serta di daerah sekitar
Mediterania.Apis melliferaatau lebah import / jenis Eropa. Dikenal dengan
lebah jenis Italia. Sifatnya ramah/
lebih jinak jarang hijrah dan lebih aktif mencari makan. Ukuran badan lebih
besar dari Apis indica
(1,25 x besar apis indica/apis
cerana). Lebah ini mempunyai kelebihan dalam memproduksi madu mencapai 50
kg per kalori selama musimnya, daya adaptasi lebih tinggi.Namun ada juga
kekurangannya yaitu lebah jenis ini (Apis mellifera) lebih
peka terhadap tungau Varroa.
Pada tahun tujuh
puluhan lebah ini di import dan telah mulai dikembangkan. Ukuran sel sarang 5,7
– 8,8 mm. Jumlah anggota koloni mencapai 80.000 ekor.
Ciri-ciri yang merupakan kelebihan apis melliferaadalah :
-
Mempunyai
sabuk kuning pada segmen pertama, kedua, dan ketiga
-
Panjang
sayap 0,8-0,95 cm, Panjang belai 0,55-0,71 cm
-
Abdomen
ke-6 tanpa ‘tomentum’
-
Warna
tubuhnya bervariasi dari cokelat gelap sampai kuning hitam.
-
Warna
rambut badannya merah
-
Warna
lebah ratu merah kuning kecokelatan. Lebah jantan berwarna lebih muda, sifatnya
sangat aktif.
-
Sifatnya sabar
-
Produksi madu tinggi
-
Sarang dijaga tetap bersih
-
Lebih tahan terhadap bakteri
serta dapat menghalau hama.
Koloni lebah ini
ada 3 kelas yaitu :
-
Kelas pekerja (berjenis kelamin
betina) lebah ini tidak berkembang biak.
-
Ratu lebah / lebah betina
ukuran tubuh lebih besar dari lebah pekerja.
-
Lebah pejantan yang bentuk
tubuhnya lebih besar dari lebah pekerja.
Apis mellifera terdiri
dari 3 jenis yaitu apis mellifera, apis mellifera adansoni dan apis
mellifera indica.
a.
Apis mellifera
Lebah jenis ini terdiri dari 5 sub jenis yaitu :
-
mellifera lingustica (lebah madu Italia),
Ciri-ciri : pada tiga
segmen (ruas) punggung terdapat sabuk kuning, Rambut tipis berwarna merah,
Lebah ratu pada umumnya berwarna kuning kecoklatan, Lebah jantan berwarna lebih
terang dan aktif bergerak. Lebah ini tergolong jinak dan penghasil madu nomor
satu, baik jumlah maupun mutu.Lebah jenis ini merupakan jenis lebah yang banyak
dipelihara di Indonesia.Masyarakat Indonesia biasa menyebut sebagai A.
milifica.
-
mellifera carnica (lebah madu
karniolan),
Lebah madu karniolan
cukup terkenal di Amerika serikat.Lebah ini berwarna gelap, tetapi rambut
bagian perut berwarna lebih muda.Meskipun cukup rajin menghasilkan madu, tetapi
lebah ini suka berpindah-pindah tempat hidup.Apabila dipelihara di dalam stup
(kandang berupa kotak), lebah ini mudah sekali hijrah.
Ciri-ciri: Dengan badan
berwarna hitam, cincin berwarna di perut dan warna rambut perut agak muda.
-
mellifera caucasia (lebah madu
kaukasia),
Sesuai dengan
namanya, lebah madu kaukasia berasal dari pegunungan Kaukasus, Rusia.
Ciri-ciri: Sebagian besar
lebah kaukasia berwarna gelap tetapi ada juga yang berwarna kuning (orange) dan
jingga dibagian perutnya. Lebah ini bersifat halus.
-
mellifera lehzeni (lebah madu
skandinavia),
Lebah madu
skandinavia banyak hidup di wilayah Jerman bagian utara, Norwegia, Swedia dan
Finlandia.Lebah ini berwarna hitam kecoklatan.
Ciri-ciri: Dengan badan
berwarna hijau, variasi kuning atau jingga di bagian perut.
-
mellifera mellifera (lebah madu
Belanda).
Lebah madu Belanda
tergolong lebah yang suka berpindah rumah.Hasil madunya sedang.Warna tubuhnya
gelap.
Ciri-ciri: dengan
warna tubuh gelap.
b.
Apis mellifera adansoni
Apis Mellifera adansoni berukuran lebih kecil dibandingkan dengan Apis mellifera. Lebah ini terdiri dari 3
sub jenis yaitu A.
-
Mellifera fasciata (Lebah madu Mesir),
Ciri-ciri: Memiliki
rambut berwarna perak dan perutnya bersabuk kuning kemerahan
-
A. mellifera intermissa (lebah madu
malta),
Ciri-ciri:
Penampilan fisiknya mirip dengan lebah madu Eropa, tetapi warnanya hitam dengan
rambut perut berwarna abu-abu.
-
A. mellifera unicolor (lebah madu
madagaskar).
Ciri-ciri: Lebah madu
madagaskar seluruh tubuhnya berwarna hitam legam.
Lebah jenis ini tersebar luas dan mendiami kawasan yang
membentang dari Laut Tengah, Afrika Utara, melintasi Gurun Sahara hingga ke ujung
Afrika Selatan.Lebah ini hampir-hampir tidak mau meningkalkan sarangnya
sehingga sulit diambil madunya. Namun demikian, hasilnya madunya cukup baik.,
c.
Apis mellifera indica
Ukuran badan apis mellifera indica lebih kecil dibandingkan 2
jenis lebah di atas. Jenis lebah ini tersebar luas di seluruh Asia mulai
Pakistan, India, Srilanka, Indonesia, Filipina, Jepang dan Cina.Lebah lokal ini
mudah dirawat sehingga memudahkan bagi pemula atau peternak yang masih belajar.
Lebah madu daerah tropik terdiri dari 3 jenis yaitu
-
Apis indica dengan cirri fisik berwarna
gelap,
-
Apis peroni dengan cirri fisik yang
berwarna lebih gelap serta
-
Apis pieca dengan cirri fisik yang
paling gelap. Produksi madunya tergolong rendah yaitu 2-8 kg setahun.
2.
Apis cerana (Tawon lokal)
Diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai
Afghanistan, Cina maupun Jepang.Jenis lebah ini telah berabad-abad lamanya
telah dipelihara oleh Masyarakat Asia termasuk Indonesia. Cara pemeliharaannya
sebagian masih sangat tradisional , antara lain dengan menempatkan di Glodok
atau tempat sederhana lainnya.
Di Indonesia Apis cerana memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
kondisi iklim setempat sehingga lebah ini mendapat banyak
perhatian.Produktivitas Lebah jenis ini masih sangat rendah yaitu berkisar
antara 1-5 kg perkoloni pertahun.
Ciri-ciri:
lebih kecil dari Apis Mellifera dan
dalam satu koloni bisa berkembang 10 ribu ekor. Setiap koloni terdiri dari
beberapa ratus ekor lebah jantan, 20.000 sampai 40.000 ekor lebah pekerja, dan
seekor lebah ratu.
3.
Apis dorsata (Tawon gung / Odeng)
Memiliki ukuran
tubuh paling besar dengan daerah penyebaran
sub tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya.
Penyebarannya di Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
Telah lama
dikenal jenis lebah ini, namun sampai
sekarang belum banyak dibudidaya kan. Lebah ini sejak dahulu selalu hidup di
alam terbuka, Rumah atau kerajaan dibangun dipohon-pohon yang tinggi,
menggantung dan sering berbentuk bulat.Sarang / rumahnya dibentuk sehingga
tertudung dari hujan dan panas matahari.
Sifat sangat
galak/ganas dan akan menyerang apabila diganggu dan dapat menyerang manusia
atau hewan secara sendiri maupun berkelompok. Madu yang dihasilkan encer /
cair.Produksi madu diambil oleh pemungut yang benar-benar ahli dalam memungut
lebah yang galak ini.
Apis Dorsata
adalah jenis lebah hutan Asia yang paling produktif menghasilkan madu. Lebah
ini membuat sarang dengan hanya satu sisi dan menggantung pada dahan atau
ranting pohon langit-langit terbuka bisa setinggi 30 m, juga pada tebing-tebing
atau jurang terjal bebatuan. Habitat seperti ini membuat para ilmuwan mengalami
kesulitan dan bahkan sampai sekarang belum berhasil membudidayakan Apis Dorsata
dalam stup (kotak koloni).Sudah banyak percobaan dilakukan dalam rangka
membudidayakan Apis Dorsata, namun belum membuahkan hasil.
Menurut Dr Ir
Erwan MSi dari Fakultas Peternakan Universitas Mataram, NTB, lebah jenis ini
banyak dijumpai di hutan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumba (NTT),
Deli, Bengkulu atau Lampung (Sumatera Utara/Selatan) yang selama ini memang
dikenal pula sebagai daerah penghasil madu Apis Dorsata yang terbesar dan
bermutu prima. Sisiran sarang Apis Dorsata dapat mencapai 2 x 1 meter dengan
hasil madu rata-rata 10-20 kg.Kalau koloni besar mencapai 35-50 kg madu per
sarang.Produksi lilin bisa mencapai 3-4 kg per koloni.
Dalam hal sumber
pakan, lebah hutan bisa mengambil bermacam-macam nektar dari berbagai pohon dan
bunga yang tersebar di hutan, termasuk pula berbagai tumbuhan obat yang
memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.Sumber pakan
yang beragam seperti ini disebut dengan sumber multi flora.
Dalam hal habitasi.Sarang lebah madu hutan hidup dalam
alam terbuka.Sisiran sarang madu hutan terkadang bergelantungan di berbagai
dahan pohon, bebatuan, tebing-tebing terjal atau gua-gua.Habitasi seperti ini
membuat madu hutan agak kesulitan untuk diternakan atau dibudidayakan.
Dalam hal kadar air. Lebah hutan yang hidup di alam bebas memiliki kadar air yang lebih tinggi, sekitar 24 sampai 28%. Penyebabnya adalah sarang lebah hutan berada dalam ruang terbuka, sehingga langsung terpengaruh iklim. Madu hutan merupakan produk organik, karena ia dipanen langsung dari hutan. Kehidupan lebah hutan sama sekali tidak ada campur tangan dari manusia, sehinga kemungkinan terkontaminasi bahan-bahan kimia sangat kecil bahkan tidak ada.
Apis Dorsata adalah jenis lebah spesial Asia karena ia tidak terdapat di luar Asia. Untuk di Indonesia, lebah hutan Apis Dorsata dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan Kepulauan Nusa Tenggara kecuali di Paparan Sahul.Jumlahnya diperkirakan sekitar 30.000 koloni.Untuk di Pulau Jawa, lebah dari spesies ini sudah sangat jarang ditemukan karena menipisnya hutan tropis sebagai sumber pakan utama Apis Dorsata.
Hingga kini, Apis Dorsata memiliki beberapa spesies.Namun ada dua spesies yang paling dikenal serta memiliki jumlah populasi yang besar, antara lain Apis Dorsata Been Honey yang hanya terdapat di Sulawesi dan Apis Dorsata Brescillicula yang ada di Filipina.
Dalam hal kadar air. Lebah hutan yang hidup di alam bebas memiliki kadar air yang lebih tinggi, sekitar 24 sampai 28%. Penyebabnya adalah sarang lebah hutan berada dalam ruang terbuka, sehingga langsung terpengaruh iklim. Madu hutan merupakan produk organik, karena ia dipanen langsung dari hutan. Kehidupan lebah hutan sama sekali tidak ada campur tangan dari manusia, sehinga kemungkinan terkontaminasi bahan-bahan kimia sangat kecil bahkan tidak ada.
Apis Dorsata adalah jenis lebah spesial Asia karena ia tidak terdapat di luar Asia. Untuk di Indonesia, lebah hutan Apis Dorsata dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan Kepulauan Nusa Tenggara kecuali di Paparan Sahul.Jumlahnya diperkirakan sekitar 30.000 koloni.Untuk di Pulau Jawa, lebah dari spesies ini sudah sangat jarang ditemukan karena menipisnya hutan tropis sebagai sumber pakan utama Apis Dorsata.
Hingga kini, Apis Dorsata memiliki beberapa spesies.Namun ada dua spesies yang paling dikenal serta memiliki jumlah populasi yang besar, antara lain Apis Dorsata Been Honey yang hanya terdapat di Sulawesi dan Apis Dorsata Brescillicula yang ada di Filipina.
Ciri-cirinya:
Bentuk dan ukuran tubuhnya lebih besar bila dibandingkan dengan lebah-lebah
lainnya. Pada bagian tubuh dan sayapnya berwarna hitam gelap dengan belang
berwarna kuning.
4.
Apis Florea/ Trigona (Tawon Lanceng)
Apis Florea/ Trigona
merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India sampai
Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon lanceng
Species lain dari
apis florea adalah apis airrdiipenus. Nama lebah ini dijawa disebut
dengan lanceng atau gala-gala, sedangkan disunda disebut
dengan teuweul.Lebah ini bentuknya kecil-kecil, hidup dilubang kayu-kayu
kadang-kadang diantara dinding bambu, Lebah ini umumnya tidak galak dapat
menghasilkan lilin lebih banyak dan madu, tetapi madunya sedikit sehingga
kurang menarik perhatian untuk dibudidayakan.
Lebah ini
mempunyai sifat kurang agresif (tidak suka menyerang) dan biasanya membuat
sarang berlapis-lapis secara paralel. Hasil madu yang bisa diperoleh dengan
cara ini bisa mencapai 10 kg per kalori per tahun. Lebah ini lebih tahan
terhadap penyakit dibanding Apis mallifera.Dan lebah ini biasanya lebih mudah
pindah/ hijrah. Lebah ini banyak menghasilkan madu dan kegairahan untuk
beternak di tempat tertentu seperti Jawa tengah karena kebutuhan akan lilin
untuk membatik.
Ciri-ciri: Apis
florae(trigona) yang
paling kecil ukurannya dengan panjang 0,9 cm. Lebah pekerjanya berwarna
hitam, berkepala besar dan berahang tajam untuk menggigit musuh bila diganggu.
Perut lebah ratu sangat besar dengan sayap pendek.Ukurannya sebesar 3-4 kali
lebah pekerja.Karena gemuk namun kecil dan tidak pandai terbang, lebah ini
tidak suka berpindah-pindah tempat kecuali bila sarangnya terlampau tua dan
buruk atau lilinnya keras.
Jenis-Jenis Lebah yang bisa dibudidaya:
-
Apis mellifera
-
Apis cerana
-
Apis Florea/ Trigona
Jenis-Jenis Lebah yang belum bisa
dibudidaya:
-
Apis dorsata
Ini merupakan
perbedaan ukuran tubuh apismellifera,
apis dorsata, apis
cerana dan apis dorsata.
BAB III
KESIMPULAN
Lebah termasuk
hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis.Spesiesnya
bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah lebah lokal (Apis cerana), lebah hutan atau tawon
gung (Apis dorsata), Lebah lanceng (Apis Florea). Jenis unggul yang sering
dibudidayakan adalah jenis lebah madu import (Apis mellifera).
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suharno
dan Nazaruddin, 1994. Ternak Komersiil. Penerbar Swadaya Jakarta.
Marhiyanto, B., 1999, Peluang Bisnis beternak Lebah, Gitamedia Press, Surabaya
Sumoprastowo, RM,
Suprapto Agus, R,.1993, Beternak Lebah Madu Modern, Bhratara, Jakarta.
Trubus 4, 1988, Manisnya Rupiah dari Madu Lebah, Penebar Swadaya, Jakarta
______________,
Menghasilkan Madu Berkualitas Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.
Trubus 250, 1990,
Petak Madu Uji Coba Untuk Menghasilkan Madu Beraneka Rasa, Penebar Swadaya,
Jakarta
Trubus 273, 1992,
Mutu Madu Indonesia Dibanding Impor, Penebar Swadaya, Jakarta.
______________,
Menggembala Lebah Ala Australia, Penebar Swadaya, Jakarta.
______________,
Pemasaran Madu Indonesia dihambat Kadar Air, Penebar Swadaya, Jakarta.
Trubus 276, 1992,
Beternak Lebah di Jerman, Penebar Swadaya, Jakarta
Tidak ada komentar: