Header Ads

Breaking News
recent

KLASIFIKASI LEBAH ( Apis sp. ) dan CONTOH JURNAL BIOLOGI TENTANG TERNAK LEBAH ( Apis sp. )

CONTOH JURNAL BIOLOGI TENTANG TERNAK LEBAH ( Apis sp. )



BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Lebah  merupakan  salah  satu  jenis  ternak  yang    berdarah dingin. Manusia membudidayakan ternak lebah sebenarnya sudah sudah  lama, hal  ini  terbukti  dengan  adanya beberapa relief yang menjadi peninggalan nenek moyang dahulu.
Beberapa pertimbangan masyarakat membudidayakan ternak lebah adalah atas dasar pertimbangan produksi secara langsung (madu, tepungsari, royal jelly, malam (lilin), zat perekat dll) serta tidak langsung yaitu dalam proses penyerbukan tanaman.
Keunggulan khasiat madu memang tak perlu disangsikan lagi.Sebagai makanan bergizi tinggi, madu bahkan sudah diketahui sejak zaman Mesir dan Yunani Kuno.Di zaman Mesir kuno, larutan madu juga dimanfaatkan sebagai zat pengawet daging binatang buruan dan mumi raja-raja Fir’aun.Madu juga diyakini dapat memperpanjang umur orang yang mengonsumsinya. Manfaat lain dari madu adalah racun sengatnya ternyata bisa untuk pengobatan berbagai penyakit. Di Cina, lebah juga dimanfaatkan oleh perkebunan untuk membantu proses penyerbukan tanaman tertentu.
Hampir semua orang dalam hal membuka usaha baru terbentur dengan modal.Mungkin jarang yang memikirkan bagaimana kalau usaha tanpa modal atau sedikit modal dan berhasil. Membuka usaha perlebahan tidak sama dengan membuka usaha di bidang perunggasan seperti ternak ayam, itik, puyuh atau bahkan ternak ruminansia seperti sapi potong, sapi perah, kambing, kerbau dll. Beternak lebah tidak membutuhkan lahan yang luas, kandang dengan biaya investasi besar, biaya pakan, obat-obatan atau kesehatan.
Jenis usaha peternakan lebah adalah flying system.Artinya, usaha ini tidak punya lahan atau lokasi yang tetap.Karena kehidupan ternak ini mengikuti musim berbunga tanaman tertentu sehingga lokasi peternakannya pun berpindah-pindah.Karenanya tidak membutuhkan modal lahan untuk pembuatan kandang dan juga biaya pakan. Cukup menyewa atau nitip dengan system bagi hasil dengan pengelola perkebunan, dinas perhutani atau petani bunga selama musim bunga.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah, klasifikasi dan jenis-jenis ternak lebah dan ciri-ciri fisiknya.
Kegunaan Penulisan
            Adapun kegunaan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu komponen penilaian pada matakuliah Aneka Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.



BAB II
ISI
2.1 Sejarah Singkat
Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia.Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya.Namun perkembangan tersebut berjalan sangat lamban Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, Bee pollen, malam (lilin) dan sebagainya.
Pemikiran untuk memelihara yang semula di alam terbuka, dalam gua-gua, dalam lobang-lobang, kayu-kayu besar dan tua mengilhami cara kehidupan lebah. Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini dengan sistem stup.Dengan demikian bentuk kandang yang dibuat sekarang ini menirukan rumah-rumah lebah dalam kehidupan tidak terpelihara.
Biasanya jenis usaha tertentu membutuhkan keahlian khusus untuk perawatannya dan tidak semua orang mampu menanganinya.Tapi tidak halnya dengan bidang perlebahan.Sektor usaha ini tidak membutuhkan keahlian khusus sehingga semua orang bisa mengusahakannya. Kalau kita menengok sejarah perlebahan, sebenarnya cara beternak lebah sudah dikenal orang sejak zaman dulu. Orang dahulu cara beternak lebah dengan sistem menetap. Ada yang memindahkan koloni lebah liar ke dalam atap rumahnya, ada yang cukup dengan menggantung gelodok yang hanya terbuat dari batang pohon kelapa di pepohonan sekitar rumah atau hutan. Akan tetapi dengan semakin menipisnya jumlah ketersediaan pakan maka para peternak lebah mempunyai cara baru yaitu menggembalakan atau angon. Sistem angon diyakini lebih menguntungkan daripada sistem menetap.Mengapa ?karena dengan sistem menetap, petani paling bisa memanen madu 2-3 dalam setahun dan jumlahnya pun sedikit. Sedangkan dengan sistem angon, lebah bisa dipanen satu bahkan dua kali dalam sebulan.
Secara ilmiah madu didefinisikan sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nectar yang masih mempunyai keaktifan enzim diastase. Madu merupakan bahan makanan yang kaya akan gizi. Komposisi madu antara lain : air (17,0%), fruktosa (38,5%), glukosa (31,0%),                       maltosa (7,2%), karbohidrat (4,2%), sukrosa (1,5%) dan cairan enzim, mineral, vitamin (0,5%).
Di Indonesia lebah ini mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa disebut tawon gung, gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon Odeng.

2.2 Klasifikasi
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hymenoptera
Famili              : Apidae
Genus              : Apis
Spesies            :  Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis florea, Apis koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis mellifera
2.3 Jenis-Jenis Ternak Lebah
Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis.Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah lebah lokal (Apis cerana), lebah hutan atau tawon gung (Apis dorsata), Lebah lanceng (Apis Florea). Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis lebah madu import (Apis mellifera). Lebah unggul, sesuai namanya, yang paling disenangi pasar. Jenis ini lebih produktif dibandingkan lebah lokal, juga lebih jinak
Lebah yang dibudidayakan oleh kebanyakan peternak di dunia ini awalnya berasal dari daratan Eropa. Menurut asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:

1.      Apis mellifera (Tawon import/ eropa)
Banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya Prancis, Yunani dan Italia serta di daerah sekitar Mediterania.Apis melliferaatau  lebah import / jenis Eropa. Dikenal dengan lebah  jenis Italia. Sifatnya ramah/ lebih jinak jarang hijrah dan lebih aktif mencari makan. Ukuran badan lebih besar dari Apis indica                   (1,25 x besar apis indica/apis cerana). Lebah ini mempunyai kelebihan dalam memproduksi madu mencapai 50 kg per kalori selama musimnya, daya adaptasi lebih tinggi.Namun ada juga kekurangannya yaitu lebah jenis ini (Apis mellifera) lebih peka terhadap tungau Varroa.
Pada tahun tujuh puluhan lebah ini di import dan telah mulai dikembangkan. Ukuran sel sarang 5,7 – 8,8 mm. Jumlah anggota koloni mencapai 80.000 ekor.
Ciri-ciri yang merupakan kelebihan apis melliferaadalah :
-       Mempunyai sabuk kuning pada segmen pertama, kedua, dan ketiga
-       Panjang sayap 0,8-0,95 cm, Panjang belai 0,55-0,71 cm
-       Abdomen ke-6 tanpa ‘tomentum’
-       Warna tubuhnya bervariasi dari cokelat gelap sampai kuning hitam.
-       Warna rambut badannya merah
-       Warna lebah ratu merah kuning kecokelatan. Lebah jantan berwarna lebih muda, sifatnya sangat aktif.
-       Sifatnya sabar
-       Produksi madu tinggi
-       Sarang dijaga tetap bersih
-       Lebih tahan terhadap bakteri serta dapat menghalau hama.
Koloni lebah ini ada 3 kelas yaitu :
-       Kelas pekerja (berjenis kelamin betina) lebah ini tidak berkembang biak.
-       Ratu lebah / lebah betina ukuran tubuh lebih besar dari lebah pekerja.
-       Lebah pejantan yang bentuk tubuhnya lebih besar dari lebah pekerja.
Apis mellifera terdiri dari 3 jenis yaitu apis mellifera, apis mellifera adansoni dan apis mellifera indica.
a.      Apis mellifera
Lebah jenis ini terdiri dari 5 sub jenis yaitu :
-    mellifera lingustica (lebah madu Italia), 
Ciri-ciri : pada tiga segmen (ruas) punggung terdapat sabuk kuning, Rambut tipis berwarna merah, Lebah ratu pada umumnya berwarna kuning kecoklatan, Lebah jantan berwarna lebih terang dan aktif bergerak. Lebah ini tergolong jinak dan penghasil madu nomor satu, baik jumlah maupun mutu.Lebah jenis ini merupakan jenis lebah yang banyak dipelihara di Indonesia.Masyarakat Indonesia biasa menyebut sebagai A. milifica.
-    mellifera carnica (lebah madu karniolan), 
Lebah madu karniolan cukup terkenal di Amerika serikat.Lebah ini berwarna gelap, tetapi rambut bagian perut berwarna lebih muda.Meskipun cukup rajin menghasilkan madu, tetapi lebah ini suka berpindah-pindah tempat hidup.Apabila dipelihara di dalam stup (kandang berupa kotak), lebah ini mudah sekali hijrah.
Ciri-ciri: Dengan badan berwarna hitam, cincin berwarna di perut dan warna rambut perut agak muda.
-    mellifera caucasia (lebah madu kaukasia), 
Sesuai dengan namanya, lebah madu kaukasia berasal dari pegunungan Kaukasus, Rusia.
Ciri-ciri: Sebagian besar lebah kaukasia berwarna gelap tetapi ada juga yang berwarna kuning (orange) dan jingga dibagian perutnya. Lebah ini bersifat halus.
-    mellifera lehzeni (lebah madu skandinavia), 
Lebah madu skandinavia banyak hidup di wilayah Jerman bagian utara, Norwegia, Swedia dan Finlandia.Lebah ini berwarna hitam kecoklatan.
Ciri-ciri: Dengan badan berwarna hijau, variasi kuning atau jingga di bagian perut. 
-    mellifera mellifera (lebah madu Belanda).
Lebah madu Belanda tergolong lebah yang suka berpindah rumah.Hasil madunya sedang.Warna tubuhnya gelap.
Ciri-ciri: dengan warna tubuh gelap.
b.      Apis mellifera adansoni
Apis Mellifera adansoni berukuran lebih kecil dibandingkan dengan Apis mellifera. Lebah ini terdiri dari 3 sub jenis yaitu A.
-     Mellifera fasciata (Lebah madu Mesir),
Ciri-ciri: Memiliki rambut berwarna perak dan perutnya bersabuk kuning kemerahan
-    A. mellifera intermissa (lebah madu malta),
Ciri-ciri: Penampilan fisiknya mirip dengan lebah madu Eropa, tetapi warnanya hitam dengan rambut perut berwarna abu-abu.
-    A. mellifera unicolor (lebah madu madagaskar).
Ciri-ciri: Lebah  madu  madagaskar seluruh tubuhnya berwarna hitam legam.
Lebah jenis ini tersebar luas dan mendiami kawasan yang membentang dari Laut Tengah, Afrika Utara, melintasi Gurun Sahara hingga ke ujung Afrika Selatan.Lebah ini hampir-hampir tidak mau meningkalkan sarangnya sehingga sulit diambil madunya. Namun demikian, hasilnya madunya cukup baik.,
c.    Apis mellifera indica
        Ukuran badan apis mellifera indica lebih kecil dibandingkan 2 jenis lebah di atas. Jenis lebah ini tersebar luas di seluruh Asia mulai Pakistan, India, Srilanka, Indonesia, Filipina, Jepang dan Cina.Lebah lokal ini mudah dirawat sehingga memudahkan bagi pemula atau peternak yang masih belajar. Lebah madu daerah tropik terdiri dari 3 jenis yaitu
-    Apis indica dengan cirri fisik berwarna gelap,
-    Apis peroni dengan cirri fisik yang berwarna lebih gelap serta
-    Apis pieca dengan cirri fisik yang paling gelap. Produksi madunya tergolong rendah yaitu 2-8 kg setahun.

2.      Apis cerana (Tawon lokal)
Diduga berasal dari daratan Asia menyebar sampai Afghanistan, Cina maupun Jepang.Jenis lebah ini telah berabad-abad lamanya telah dipelihara oleh Masyarakat Asia termasuk Indonesia. Cara pemeliharaannya sebagian masih sangat tradisional , antara lain dengan menempatkan di Glodok atau tempat sederhana lainnya.
Di Indonesia Apis cerana memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi iklim setempat sehingga lebah ini mendapat banyak perhatian.Produktivitas Lebah jenis ini masih sangat rendah yaitu berkisar antara 1-5 kg perkoloni pertahun.
Ciri-ciri: lebih kecil dari Apis Mellifera dan dalam satu koloni bisa berkembang 10 ribu ekor. Setiap koloni terdiri dari beberapa ratus ekor lebah jantan, 20.000 sampai 40.000 ekor lebah pekerja, dan seekor lebah ratu.

3.      Apis dorsata (Tawon gung / Odeng)
Memiliki ukuran tubuh paling besar dengan daerah penyebaran  sub tropis dan tropis Asia seperti Indonesia, Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di Indonesia merata mulai dari Sumatera sampai Irian.
Telah lama dikenal jenis lebah ini, namun  sampai sekarang belum banyak dibudidaya kan. Lebah ini sejak dahulu selalu hidup di alam terbuka, Rumah atau kerajaan dibangun dipohon-pohon yang tinggi, menggantung dan sering berbentuk bulat.Sarang / rumahnya dibentuk sehingga tertudung dari hujan dan panas matahari.
Sifat sangat galak/ganas dan akan menyerang apabila diganggu dan dapat menyerang manusia atau hewan secara sendiri maupun berkelompok. Madu yang dihasilkan encer / cair.Produksi madu diambil oleh pemungut yang benar-benar ahli dalam memungut lebah yang galak ini.
Apis Dorsata adalah jenis lebah hutan Asia yang paling produktif menghasilkan madu. Lebah ini membuat sarang dengan hanya satu sisi dan menggantung pada dahan atau ranting pohon langit-langit terbuka bisa setinggi 30 m, juga pada tebing-tebing atau jurang terjal bebatuan. Habitat seperti ini membuat para ilmuwan mengalami kesulitan dan bahkan sampai sekarang belum berhasil membudidayakan Apis Dorsata dalam stup (kotak koloni).Sudah banyak percobaan dilakukan dalam rangka membudidayakan Apis Dorsata, namun belum membuahkan hasil.
Menurut Dr Ir Erwan MSi dari Fakultas Peternakan Universitas Mataram, NTB, lebah jenis ini banyak dijumpai di hutan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumba (NTT), Deli, Bengkulu atau Lampung (Sumatera Utara/Selatan) yang selama ini memang dikenal pula sebagai daerah penghasil madu Apis Dorsata yang terbesar dan bermutu prima. Sisiran sarang Apis Dorsata dapat mencapai 2 x 1 meter dengan hasil madu rata-rata 10-20 kg.Kalau koloni besar mencapai 35-50 kg madu per sarang.Produksi lilin bisa mencapai 3-4 kg per koloni.
Dalam hal sumber pakan, lebah hutan bisa mengambil bermacam-macam nektar dari berbagai pohon dan bunga yang tersebar di hutan, termasuk pula berbagai tumbuhan obat yang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.Sumber pakan yang beragam seperti ini disebut dengan sumber multi flora.
Dalam hal habitasi.Sarang lebah madu hutan hidup dalam alam terbuka.Sisiran sarang madu hutan terkadang bergelantungan di berbagai dahan pohon, bebatuan, tebing-tebing terjal atau gua-gua.Habitasi seperti ini membuat madu hutan agak kesulitan untuk diternakan atau dibudidayakan.
Dalam hal kadar air. Lebah hutan yang hidup di alam bebas memiliki kadar air yang lebih tinggi, sekitar 24 sampai 28%. Penyebabnya adalah sarang lebah hutan berada dalam ruang terbuka, sehingga langsung terpengaruh iklim. Madu hutan merupakan produk organik, karena ia dipanen langsung dari hutan. Kehidupan lebah hutan sama sekali tidak ada campur tangan dari manusia, sehinga kemungkinan terkontaminasi bahan-bahan kimia sangat kecil bahkan tidak ada.
Apis Dorsata adalah jenis lebah spesial Asia karena ia tidak terdapat di luar Asia. Untuk di Indonesia, lebah hutan Apis Dorsata dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan Kepulauan Nusa Tenggara kecuali di Paparan Sahul.Jumlahnya diperkirakan sekitar 30.000 koloni.Untuk di Pulau Jawa, lebah dari spesies ini sudah sangat jarang ditemukan karena menipisnya hutan tropis sebagai sumber pakan utama Apis Dorsata.
Hingga kini, Apis Dorsata memiliki beberapa spesies.Namun ada dua spesies yang paling dikenal serta memiliki jumlah populasi yang besar, antara lain Apis Dorsata Been Honey yang hanya terdapat di Sulawesi dan Apis Dorsata Brescillicula yang ada di Filipina. 
Ciri-cirinya: Bentuk dan ukuran tubuhnya lebih besar bila dibandingkan dengan lebah-lebah lainnya. Pada bagian tubuh dan sayapnya berwarna hitam gelap dengan belang berwarna kuning.

4.      Apis Florea/ Trigona (Tawon Lanceng)
Apis Florea/ Trigona merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari Timur Tengah, India sampai Indonesia. Di Indonesia orang menyebutnya dengan tawon lanceng
Species lain dari apis florea adalah apis airrdiipenus. Nama lebah ini dijawa disebut dengan lanceng atau gala-gala, sedangkan disunda disebut dengan teuweul.Lebah ini bentuknya kecil-kecil, hidup dilubang kayu-kayu kadang-kadang diantara dinding bambu, Lebah ini umumnya tidak galak dapat menghasilkan lilin lebih banyak dan madu, tetapi madunya sedikit sehingga kurang menarik perhatian untuk dibudidayakan.
Lebah ini mempunyai sifat kurang agresif (tidak suka menyerang) dan biasanya membuat sarang berlapis-lapis secara paralel. Hasil madu yang bisa diperoleh dengan cara ini bisa mencapai 10 kg per kalori per tahun. Lebah ini lebih tahan terhadap penyakit dibanding Apis mallifera.Dan lebah ini biasanya lebih mudah pindah/ hijrah. Lebah ini banyak menghasilkan madu dan kegairahan untuk beternak di tempat tertentu seperti Jawa tengah karena kebutuhan akan lilin untuk membatik.
Ciri-ciri: Apis florae(trigona) yang paling kecil ukurannya dengan panjang 0,9 cm. Lebah pekerjanya berwarna hitam, berkepala besar dan berahang tajam untuk menggigit musuh bila diganggu. Perut lebah ratu sangat besar dengan sayap pendek.Ukurannya sebesar 3-4 kali lebah pekerja.Karena gemuk namun kecil dan tidak pandai terbang, lebah ini tidak suka berpindah-pindah tempat kecuali bila sarangnya terlampau tua dan buruk atau lilinnya keras.
    Jenis-Jenis Lebah yang bisa dibudidaya:
-       Apis mellifera
-       Apis cerana
-       Apis Florea/ Trigona
    Jenis-Jenis Lebah yang belum bisa dibudidaya:
-       Apis dorsata
Ini merupakan perbedaan ukuran tubuh apismellifera, apis dorsata, apis cerana dan apis dorsata.


BAB III
KESIMPULAN
Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili Apini dan genus Apis.Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak terdapat di Indonesia adalah lebah lokal (Apis cerana), lebah hutan atau tawon gung (Apis dorsata), Lebah lanceng (Apis Florea). Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis lebah madu import (Apis mellifera).


DAFTAR PUSTAKA
Bambang Suharno dan Nazaruddin, 1994. Ternak Komersiil. Penerbar Swadaya Jakarta.

Marhiyanto, B., 1999, Peluang Bisnis beternak Lebah, Gitamedia Press, Surabaya

Sumoprastowo, RM, Suprapto Agus, R,.1993, Beternak Lebah Madu Modern, Bhratara, Jakarta.

Trubus 4, 1988, Manisnya Rupiah dari Madu Lebah, Penebar Swadaya, Jakarta

______________, Menghasilkan Madu Berkualitas Tinggi, Penebar Swadaya, Jakarta.

Trubus 250, 1990, Petak Madu Uji Coba Untuk Menghasilkan Madu Beraneka Rasa, Penebar Swadaya, Jakarta

Trubus 273, 1992, Mutu Madu Indonesia Dibanding Impor, Penebar Swadaya, Jakarta.

______________, Menggembala Lebah Ala Australia, Penebar Swadaya, Jakarta.

______________, Pemasaran Madu Indonesia dihambat Kadar Air, Penebar Swadaya, Jakarta.

Trubus 276, 1992, Beternak Lebah di Jerman, Penebar Swadaya, Jakarta



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.